Kepala SMAN 1 Pagimana Bantah Dugaan Pungli Dana PIP, Pelapor Dinilai Tak Kantongi Bukti

oleh -1470 Dilihat
banner 468x60

Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pagimana Marwin Andilonge, membantah dugaan pungutan liar (pungli) terhadap penyaluran beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) di sekolah yang dipimpinnya.

Dugaan pungli yang diungkap oleh salah satu siswa SMAN 1 Pagimana kepada wartawan, menurut Marwin, tidak pernah terjadi. Bahkan, keterangan siswa tersebut dinilai tidak memuat sejumlah bukti yang kuat.

banner 336x280

“Kalau boleh tunjukkan bukti ke kami pihak sekolah, baik bukti adanya pemotongan 200 ribu dan surat kuasa pengambilan dana, kalau ada bukti itu saya siap eksekusi,” ujar Marwin saat diwawancarai awak media melalui Whatsapp, Selasa (11/02/2025).

Diungkapkan Marwin, pemotongan 200 ribu yang digunakan untuk uang transportasi pengurus PIP itu, tidaklah benar. Ia menduga, ada orang dibelakang layar yang memainkan isu tersebut.

“Siswa yang lain ini sangat bersyukur, karna mereka tidak harus ke Luwuk tidak bolak balik lagi dan langsung dapatkan uang. Kalau urus sendiri itu Pak bisa sampai 500 ribu, karena pengurusannya ini bisa sampai 5 kali dalam proses administrasi,” ungkap Marwin kepada awak media.

Lebih lanjut, Marwin menerangkan, bahwa dirinya adalah salah satu Kepsek yang paling anti dengan adanya pungli di sekolah. Bisa dicek dan ditanyakan kepada orang tua siswa.

“Dalam pengurusan PIP ini saya juga ada disitu, dan saya paling anti sekali dengan namanya pungli di sekolah, mau ambil uang 10.000 saja kalau tanpa keikhlasan siswa sir, pasti tata usaha yang akan saya marah,” pungkasnya.

Sebelumnya, SMA Negeri 1 Pagimana, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai sedang diterpa isu dugaan pungli terkait penyaluran beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP).

Hal itu diungkapkan oleh salah satu siswa inisial J yang merupakan penerima beasiswa PIP. Siswa tersebut mengungkapkan, bahwa dana beasiswa itu mendapat pemotongan.

Dana PIP itu kurang lebih 1.8 juga dan dipotong 200 ribu per siswa, sementara penerima beasiswa sekitar 140 orang. Sehingga, diperkirakan ada sekitar 28 juta yang didapat dari hasil pemotongan tersebut.

Diketahui potongan PIP diduga dilakukan oleh RM yang merupakan tata usaha dan juga pengurus PIP. Dimana, RM berdalih bahwa uang tersebut dipergunakan sebagai biaya pengganti transportasinya saat melakukan administrasi dan penarikan uang di Luwuk Banggai.

Anehnya pemotongan-pemotongan ini belum dibahas dalam rapat sekolah, tapi uangnya sudah dipotong bahkan salah satu Wali Kelas di sekolah tersebut merasa keberatan dengan adanya pemotongan tersebut.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.