Petani Lakea Buol Bertani Ikuti Momentum Harga, Aktivis Curigai Ada Permainan Tengkulak

oleh -560 Dilihat
banner 468x60

Buol, Sulawesi Tengah – Para petani di Kecamatan Lakea, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, menghadapi tantangan yang kompleks dalam memasarkan hasil pertanian mereka.

Aktivis muda asal Lakea, Syahran T. Taim, menyoroti fenomena di mana petani cenderung mengikuti momentum harga hasil pertanian yang mahal.

banner 336x280

“Misalnya rica mahal para petani berlomba-lomba tanam rica, jagung mahal berlomba-lomba tanam jagung, dan sekarang ini nilam yang mahal semua para petani menanam nilam, selalu mengikuti pola yang sama, tidak adanya konsistensi, yang menurut saya menimbulkan kecurigaan adanya peran tengkulak di balik layar.

Syahran mengungkapkan, bahwa pola tanam yang hanya mengikuti harga pasar menyebabkan ketidakstabilan pendapatan petani. Ia menduga bahwa tengkulak memanfaatkan situasi ini untuk memainkan harga, sehingga petani tidak mendapatkan keuntungan yang maksimal.

“Para petani di Lakea ini seperti tidak punya pilihan. Mereka bertani hanya mengikuti tren harga pasar. Padahal, kita semua tahu harga itu bisa berubah sewaktu-waktu. Saya curiga ada permainan tengkulak di belakang ini,” ujar Syahran dengan nada geram.

Lebih lanjut, Syahran mencurigai bahwa tengkulak seringkali membeli hasil pertanian petani dengan harga yang rendah, lalu menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi di pasar. Hal ini menyebabkan petani hanya mendapatkan sebagian kecil dari keuntungan penjualan hasil pertanian mereka.

“Bayangkan saja, petani bersusah payah menanam dan merawat tanaman mereka. Tapi, ketika panen tiba, tengkulak datang dengan harga yang seenaknya. Petani tidak punya pilihan lain selain menjual hasil pertanian mereka dengan harga yang murah,” lanjut Syahran.

Syahran berharap, pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya dapat memberikan solusi atas permasalahan ini. Ia menekankan pentingnya pendampingan kepada petani dalam hal pemasaran hasil pertanian, serta pengaturan harga yang adil bagi petani.

“Pemerintah daerah harus hadir untuk melindungi petani. Berikan mereka pelatihan tentang bagaimana cara memasarkan hasil pertanian mereka secara langsung ke konsumen. Selain itu, perlu juga ada regulasi yang mengatur harga hasil pertanian agar tidak dimainkan oleh tengkulak,” tegas Syahran.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.